Agrobisnis Bertanam Brokoli

A. Prospek Agrobisnis Bertanam Brokoli

Agrobisnis Bertanam Brokoli. Brokoli merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari masyarakat karena kandungan nutrisinya yang tinggi. Permintaan komoditas ini mencapai puluhan supermarket dan pasar tradisional di berbagai kota besar di Indonesia. Selain pasar domestik, permintaan tinggi juga terlihat di pasar ekspor. Brokoli termasuk ke dalam salah satu jenis sayuran utama yang diekspor oleh Indonesia. Budi daya brokoli memiliki peluang usaha yang sangat baik. Selain permintaan yang tinggi, masa panennya relatif singkat dan teknik budi daya yang sederhana. Sementara itu, dari segi ekonomi, bertanam brokoli hanya membutuhkan sedikit modal dengan fluktuasi harga yang rendah.

bisnis bertanam brokoli

B. Persiapan Perlengkapan Bertanam Brokoli

  1. Siapkan benih brokoli unggul yang bersertifikat sebanyak 50—60 gram untuk luas lahan 2.000 m².
  2. Siapkan kompos atau pupuk kandang dengan dosis 1 ton dan kapur pertanian dengan dosis minimum 400 kg.
  3. Siapkan media berupa tanah steril dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1.
  4. Siapkan pupuk urea sebanyak 60 kg, SP-36 40 kg, KCl 40 kg, ZA 40 kg, dan NPK 10 kg untuk luas lahan 2.000 m².

Jenis Pupuk

Jumlah pupuk per 2.000 m²

Pemupukan I

Pemupukan II

Pemupukan III

Pupukkandang

1 ton

-

-

Urea

10 kg

30 kg

20 kg

ZA

20 kg

20 kg

-

SP-36

30 kg

-

-

KCl

10 kg

20 kg

10 kg

  • Siapkan alat pertanian seperti cangkul, garu, kored, ember, dan gembor.
  • Siapkan alat semai berupa tray, polibag, plastik, atau daun pisang yang dilingkarkan membentuk tabung.
  • Siapkan alat panen berupa keranjang panen, timbangan, pisau, dan tali rafia.
  • C. Persiapan Lahan Bertanam Brokoli

    1. Pilih lahan yang subur dan mengandung banyak bahan organik sebagai lokasi tanam. Usahakan lokasinya berada di lahan terbuka dengan ketinggian 400—2.000 meter dpl (di atas permukaan laut) dan mendapatkan sinar matahari penuh (full sun).
    2. Lakukan pembersihan lahan dari gulma dan sisa pertanaman sebelumnya.
    3. Apabila pH tanah kurang dari 6,0—6,8, taburkan kapur pertanian dengan dosis minimum 400 kg untuk lahan seluas 2.000 m².
    4. Cangkul atau bajak lahan untuk menggemburkan dan membalikkan tanah.
    5. Buat bedengan dengan tinggi 17—20 cm, lebar 90 cm, dan panjang sesuai kondisi lahan. Pisahkan setiap bedengan dengan selokan air berukuran 40—50 cm.
    6. Taburkan pupuk kandang matang di atas bedengan.
    7. Campurkan pupuk sesuai dosis pemupukan I (lihat tabel). Cara aplikasinya dengan menaburkan di sisi kiri dan kanan permukaan bedengan.
    8. Cangkul selokan yang berada di kiri dan kanan bedengan hingga tinggi bedengan menjadi 20—25 cm.
    9. Ratakan tanah di atas bedengan menggunakan batang kayu atau bambu yang ditarik melintang di atas bedengan.
    10. Lakukan pengairan dengan sistem penggenangan selokan (leb) untuk melarutkan pupuk. Sebelum proses penanaman, siram tanah agar kondisinya lembap.
    11. Untuk menghindari genangan air saat musim hujan, pastikan drainase terjaga dengan baik dan buat bedengan lebih tinggi dari sebelumnya. Sementara itu, pastikan irigasi sempurna untuk mengairi lahan pada musim kemarau.

    D. Penyemaian Benih Brokoli

    1. Lakukan penyemaian benih 23—28 hari sebelum jadwal penanaman.
    2. Siapkan media semai berupa tanah dan pupuk kandang, lalu ayak menggunakan ayakan pasir.
    3. Masukkan media semai ke dalam wadah penyemaian. Wadah tersebut dapat berupa polibag, tray, atau gelas plastik. Jumlah wadah yang dibutuhkan untuk memenuhi luas area budi daya 2.000 m2 sebanyak 6.800—7.000 buah.
    4. Atur wadah penyemaian di bedeng semai. Bedeng semai berukuran lebar 100 cm dan tinggi 15—20 cm. Beri pembatas di bagian sisi bedengan menggunakan bilah bambu.
    5. Tanam benih ke dalam media semai. Usahakan penanaman tidak terlalu dalam.
    6. Siram permukaan media menggunakan hand sprayer. Lakukan dengan hati-hati agar benih tidak berantakan.
    7. Tutup permukaan media menggunakan daun pisang, karung, atau plastik hitam selama 3—4 hari hingga benih berkecambah. Penutupan ini dilakukan untuk menjaga kelembapan media.
    8. Setelah penutup dibuka, lakukan penyiraman secara rutin agar bibit tumbuh optimal.
    9. Segera cabut dan pisahkan bibit yang mengalami penyakit rebah semai (dumping off). Jika serangan cukup parah, semprotkan Benlate atau Delsene dengan dosis setengah dari yang dianjurkan di dalam kemasan.
    10. Buka sungkup menjelang pemindahan bibit ke lapang. Biarkan bibit terkena sinar matahari secara langsung.
    11. Panen bibit setelah berumur 23—28 hari. Bibit yang baik terlihat sehat, tumbuh normal, dan memiliki 3—4 helai daun.

    E. Penanaman dan Pemeliharaan Brokoli

    1. Lakukan proses penanaman pada pagi atau sore hari. Hindari penanaman pada siang hari.
    2. Buat lubang tanam menggunakan tugal dengan jarak tanam antarbaris 50 cm dan dalam baris 40 cm. Artinya, jumlah populasi di lahan sebanyak 6.000—6.400 tanaman.
    3. Lepaskan bibit dari wadah penyemaian secara hati-hati. Bagian akar tidak boleh terganggu, usahakan media tanam tidak pecah.
    4. Masukkan satu per satu bibit ke dalam lubang tanam. Posisi bibit harus tegak lurus dari permukaan tanah.
    5. Timbun bibit dengan tanah hingga ketinggian tanah berada 1—2 cm di bawah daun.
    6. Setelah tanam, siram daerah sekitar bibit. Lakukan penyiraman secara rutin dengan cara menyiram satu per satu tanaman.
    7. Lakukan pengamatan pertumbuhan bibit secara rutin. Jika ada bibit yang mati, segera ganti dengan bibit sulam (bibit pengganti).
    8. Pada umur 10 HST, gunakan pupuk NPK dengan konsentrasi 5 gram/liter air sebanyak 200 ml per tanaman. Usahakan penyiraman tidak mengenai daun.
    9. Pada umur 20 HST, lakukan pemupukan II dengan membuat alur di jarak 12—14 cm dari lubang tanam. Campurkan pupuk urea, ZA, dan KCl yang masingmasing sebanyak 30 kg, 20 kg, dan 20 kg. Tebarkan secara merata di dalam alur yang telah dibuat. Segera tutup kembali dengan tanah.
    10. Pada umur 35 HST, lakukan pemupukan III dengan cara yang sama seperti pemupukan II. Pupuk yang digunakan pada pemupukan III berupa urea dan KCl sebanyak 20 kg dan 10 kg.
    11. Siram tanaman secara rutin agar tanah tetap lembap. Lakukan pembersihan gulma secara teratur agar tanaman tetap tumbuh dengan optimal.
    12. Lakukan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman, kondisi lingkungan, serta risiko serangan hama dan penyakit secara rutin. Lakukan pengendalian secara manual apabila terlihat gejala serangan hama atau penyakit.
    13. Apabila terdapat serangan hama atau penyakit yang parah, semprotkan pestisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan di label kemasan.

    F. Panen dan Pascapanen Bertanam Brokoli

    sayuran brokoli

    1. Panen brokoli pada umur 50—70 HST. Waktu panen bervariasi sesuai dengan ketinggian tempat. Brokoli yang ditanam di dataran menengah biasanya lebih cepat panen dibandingkan dengan brokoli yang ditanam di dataran tinggi.
    2. Perhatikan bunga yang terbentuk. Lakukan panen brokoli jika bunga tampak seperti kubah dengan permukaan atas bunga sudah tidak rata. Selain itu, bunga juga terlihat kompak dan belum tampak adanya anak bunga yang mekar.
    3. Panen brokoli dilakukan dengan cara memotong batang dengan menyertakan 3—4 helai daun menggunakan pisau yang tajam.
    4. Kumpulkan hasil panen ke dalam karung atau keranjang panen, lalu bawa ke tempat penampungan sementara.
    5. Untuk pasar supermarket, potong habis daun sehingga terlihat bentuk batang dan bunga dengan jelas. Potong batang sepanjang 10—15 cm dari bawah bunga. Agar brokoli tetap segar, kemas masing-masing bunga menggunakan plastik wrap. Setelah itu, susun rapi bunga di boks plastik.
    6. Untuk pasar tradisional, segera angin-anginkan brokoli hasil panen selama 3—5 jam hingga kondisi daun agak layu. Setelah itu, tutupkan lembaran daun yang sudah layu tersebut hingga menutupi bunganya. Tujuannya untuk melindungi bunga dari gesekan dan tekanan. Susun rapi brokoli tersebut di dalam karung atau langsung disusun di bak mobil atau truk.

    G. Kendala dan Solusi Bertanam Brokoli

    Kendala

    Solusi

    Tingginya tingkat serangan hama dan penyakitGunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit serta lakukan teknik budi daya dengan manajemen yang baik.

    Ketersediaan air yang kurang

    Sebelum menanam, pastikan lahan memiliki sumber air yang cukup. Jika terpaksa, buat saluran irigasi baru untuk mengalirkan air ke lahan.
    Musim dan cuaca yang tidak menentuLakukan perbaikan budi daya dengan cara mencegah serta mengendalikan hama dan penyakit.

    H. Analisis Usaha Bertanam Brokoli

    a. Asumsi

    1. Lahan yang digunakan seluas 2.000 m² dengan sistem sewa Rp200.000/bulan.
    2. Periode perhitungan analisis usaha dilakukan setiap tiga bulan.
    3. Panen brokoli selama satu periode sebanyak 3.000 kg dengan harga jual Rp2.500/kg

    b. Perhitungan Biaya

    — Biaya Investasi

    Komponen

    Satuan

    Harga (Rp)

    Jumlah (Rp)
    Alat pertanian

    2 set

    200.000

    400.000

    Ember plastik

    4 buah

    20.000

    80.000

    Timbangan

    2 buah

    80.000

    160.000

    Boks panen

    4 buah

    100.000

    400.000

    Gembor3 buah75.000225.000
    Sprayer1 buah350.000350.000
    Total Biaya Investasi1.615.000

    — Biaya Tetap

    Uraian

    Masa PakaiHarga (Rp)

    Penyusutan (Rp)

    Total Biaya (Rp)

    Sewa lahan 2.000 m²3 bulan200.000

    600.000

    Penyusutan alat pertanian

    36 bulan200.000

    3/36 x 200.000

    16.667

    Penyusutan ember plastik

    24 bulan20.000

    3/24 x 20.000

    2.500

    Penyusutan timbangan36 bulan100.000

    3/36 x 100.000

    8.333

    Penyusutan boks panen36 bulan75.000

    3/36 x 75.000

    6.250

    Penyusutan gembor24 bulan225.000

    3/24 x 225.000

    28.125

    Penyusutan sprayer60 bulan350.000

    3/60 x 350.000

    17.500

    Total Biaya Tetap

    679.375

    — Biaya Variabel

    Uraian

    Satuan

    Harga (Rp)

    Total Biaya (Rp)
    Benih60 gram

    6.500

    390.000

    Pupuk kandang1.000 kg

    300

    300.000

    Pupuk urea70 kg

    1.400

    84.000

    Pupuk SP-3630 kg

    1.900

    76.000

    PupukZA40 kg

    1.200

    48.000

    PupukKCl40 kg

    1.800

    72.000

    Pupuk NPK mutiara10 kg

    8.000

    80.000

    Kapur pertanian200 kg

    300

    60.000

    Fungisida1 kg

    75.000

    75.000

    Insektisida1 liter

    150.000

    150.000

    Tenaga kerja persemaian15 HKW

    15.000

    225.000

    Tenaga kerja pengolahan lahan30 HKP

    20.000

    600.000

    Tenaga kerja penanaman6 HKW

    15.000

    90.000

    Tenaga kerja pemeliharaan15 HKP

    20.000

    300.000

    Tenaga kerja pemeliharaan15 HKW

    15.000

    225.000

    Tenaga kerja panen dan pascapanen40 HKW

    15.000

    600.000

    Total Biaya Tidak Tetap

    3.375.000

    Keterangan :   HKW = Hari Kerja Wanita (6 jam sehari)

    HKP = Hari Kerja Pria (8 jam sehari)

    — Total Biaya Operasional per Periode

    Total biaya operasional  = Total biaya tetap + total biaya variabel

    = Rp679.375 + Rp3.375.000

    = Rp4.054.375

    c. Pendapatan dan Keuntungan

    — Pendapatan per Periode

    Pendapatan     = Jumlah brokoli terjual x harga brokoli

    = 3.000 kg x Rp2.500/kg

    = Rp7.500.000

    — Keuntungan per Periode

    Keuntungan   = Pendapatan – Total biaya operasional

    = Rp7.500.000 – Rp4.054.375

    = Rp3.445.625

    d. Kelayakan Usaha

    — R/C Rasio

    Rasio R/C   = Pendapatan : Total biaya operasioanal

    = Rp7.500.000 : Rp4.054.375

    = 1,85

    R/C lebih dari satu artinya usaha budi daya brokoli layak dijalankan. R/C 1,85 artinya setiap penambahan modal sebesar Rp1 akan memberikan pendapatan sebesar Rp1,85.

    — Pay Back Period

    Pay back period   = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan

    = (Rp1.615.000 : Rp3.445.625) x 1 bulan

    = 0,47 bulan

    Artinya, titik balik modal usaha budi daya brokoli dapat dicapai kurang dari satu bulan (0,47 bulan)

    Post a Comment

    Previous Post Next Post

    Script Iklan Tengah Artikel

    Iklan Sticky Adsense